About adalah situs resmi Hidayatullah yang memuat profil, program, agenda, kajian, serta kabar Hidayatullah secara nasional. FacebookInstagramTwitterYoutube LinksRedaksi Jaringan Kontak Kami Download [Download Khutbah Jumat] Lima Indikator Orang yang Bahagia Download Kamis 8 Juni 2023 0 Ketenangan dan kebahagiaan yang dicari semua manusia di dunia... [Download Khutbah Jumat] Tujuh Keinginan yang Mustahil Download Kamis 1 Juni 2023 0 BERAPA kali sepanjang hidup ini, kita memiliki keinginan, mimpi,... SubscribeI've read and accept the Privacy Policy.© 2023 All Rights Reserved.KhutbahIDUL ADHA SINGKAT Khutbah Idul Adha Pada hari yang mulia ini, 10 Dzulhijah 1433 H seluruh umat Islam di seantero dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. By Syarif Hidayatullah. Khutbah. By dq doank. Download File. About; Press; Blog; People; Papers; Job Board We're Hiring! Help Center; Find new research papers
DOWNLOAD] Naskah Khutbah Idul Adha 1434 Hijriyah Posted by: Redaksi Hidorid Jumat 11 Oktober 2013 Reply HIDORID — Berikut ini naskah khutbah Idul Adha 1434 Hijriyah rilis PP Hidayatullah yang ditulis oleh Ketua Dewan Syura Ustadz Hamim Thohari. Semoga bermanfaat dan dapat dimanfaatkan seluas-luasnya kaum muslimin.Kompas TV religi beranda islami Senin, 19 Juli 2021 0937 WIB Ilustrasi Idul Adha di Rumah JAKARTA, - Di masa Pemberlakuan Pembetasan Kegaiatan Masyarakat PPKM Darurat akibat pandemi Covid-19 yang megancam jiwa manusia, pemerintah bersama pemangku agama memutuskan untuk tidak melaksanakan salat Iduladha di masjid atau lapangan. Terutama wilayah yang berada di zona merah dan orange. Salat Idul Adha 1442 Hijriah/2021 diimbau untuk dilaksanakan di rumah masing-masing, imam anggota keluarga yang khutbah juga orang-orang di rumah. Khusus untuk Anda yang besok, Selasa 20/19/2021, akan mengambil peran sebagai khotib atau pengkhotbah salat Iduladha di keluraga, berikut naskah khutbah Iduladha seperti dari laman resmi Kementerian Agama. Baca Juga PPKM Darurat, Wapres Ma'ruf Amin Minta Shalat Idul Adha di Rumah Masing-Masing Khutbah Pertama Keluargaku yang semoga senantiasa dirahmati Allah. Alhamdulillah, pagi hari ini kita sama-sama merayakan lebaran Idul Adha, walaupun dengan menerapkan protokol kesehatan. Kita tidak sendiri melakukannya, umat Islam di dunia juga melakukan hal serupa. Bahkan, saudara kita yang mengerjakan ibadah haji dan umrah di Tanah Suci juga diperketat di dalam melaksanakan rangkaian manasik haji dan umrahnya. Tujuannya supaya kita semua ummat Islam terlindungi dan terjaga kesehatannya serta khusu' dan nyaman dalam beribadah kepada Allah Swt. Syekh Izzuddin Abdussalam berkata Artinya Termasuk keberuntunganku adalah dapat berdiam diri di dalam rumahku, dan meluangkan waktu untuk beribadah kepada Tuhan-ku. Orang yang beruntung ialah orang lebih banyak berdiam di dalam rumah, ia menangis karena menyesali dosanya, dan ia menyibukkan diri untuk taat beribadah kepada Allah. Dengan demikian, apa yang kita lakukan sekarang ini merupakan cara meraih keuntungan hidup. Terlebih sekarang ini kita masih dalam masa pandemi. Apa yang kita lakukan ini bukan semata-mata untuk keberuntungan diri kita pribadi, tapi juga untuk keberuntungan orang banyak. Rasulullah Saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, bersumber dari riwayat Saad bin Malik, Beliau bersabda Halaman Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA
Oleh Syamsul Yakin Dosen Magister KPI FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Penulis Buku "Milir" dan Wakil Ketua Umum MUI Kota Depok,Pesan sabar dalam Idul Kurban terurai indah dalam fragmen al-Qur'an, "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
loading... Naskah khutbah Idul Adha ini disusun oleh Prof Dr KH Ahmad Thib Raya, MA, guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Isinya antara lain mengangkat pesan penting di balik ibadah kurban, yakni penyembelihan sifat-sifat kebinatangan manusia. Hal ini juga selaras dengan tujuan utama berkurban bukan semata persembahan daging, melainkan unsur ketakwaan dan ketulusan para pekurban. Baca Juga Khutbah Iاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ .اللهُ أَكْبَرُ،، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ اِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الْقَهَّارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمٍ تَتَوَالَى كَالْأَمْطَارِ وَأَشْكُرُهُ عَلَى مُتَرَادِفِ فَضْلِهِ الْمِدْرَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا مِنَ النَّارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُخْتَارُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلَ مَنْ حَجَّ وَاعْتَمَرَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَبْرَارِ أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Hadirin yang dimuliakan Allah, Pada pagi yang cerah ini marilah kita panjatkan segala puji dan syukur ke hadirat Allah ﷻ yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kenikmatan sehingga kita dapat hadir di tempat ini untuk menunaikan salah satu ibadah yang diperintahkan kepada kita sambil mengumandangkan kalimat-kalimat yang agung, takbir, dan tahmid, yang semuanya kita tujukan kepada keagungan dan kebesaran Allah. Shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad ﷺ yang telah memberi petunjuk-petunjuk yang benar kepada kita, yang dapat dijadikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di kaum Muslimin yang dirahmati Allah, Setiap tahun, dalam suasana menyambut hari raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah, kita mengumandangkan kalimat-kalimat tauhid, takbir, tahmid, dan tahlil. Mengumandangkan kalimat tauhid menunjukkan suatu pengakuan yang kokoh bahwa Allah adalah Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kalimat takbir memberi kesan yang kuat dalam diri kita bahwa Allah Mahabesar dan Mahaagung, tidak ada satu pun yang dapat menyamai kebesaran dan keagungan-Nya. Kalimat tahmid mengandung makna bahwa zat yang patut dipuji hanyalah Allah SWT dan pujian seluruhnya hanya diperuntukkan bagi-Nya. Kalimat tahlil menegaskan kalimat tahmîd bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah kecuali Allah. Kalimat-kalimat agung itu pada saat kini tengah menggema di mana-mana, dikumandangkan oleh umat Islam di seluruh dunia, baik yang ada di belahan barat, di belahan timur, di belahan utara, dan belahan kata, kalimat-kalimat itu sedang dikumandangkan oleh umat Islam di seluruh pelosok dunia. Sementara di tempat nan jauh di sana, di tanah suci Makkah, tempat terpancarnya fajar Islam, umat Islam, tamu Allah, yang sedang menunaikan ibadah haji menyerukan pula kalimat talbiyah, yaitu لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ Artinya “Kupenuhi panggilan-Mu ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagimu, sesungguhnya puja, limpahan karunia dan kekuasaan hanya pada-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu.” Kalimat takbir, tahmid, dan talbiyah itu ditanamkan ke dalam hati, ditancapkan ke lubuk jiwa yang dalam, sehingga pengaruhnya terpancar dalam wujud nyata yang direalisasikan dalam bentuk perbuatan dan amal ibadah. Pengakuan kita terhadap kebesaran Allah, yang tiada sekutu bagi-Nya, pengakuan kita bahwa tidak ada yang patut dipuji melainkan Allah, kepatuhan kita untuk meninggalkan larangan-larangan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan pengakuan mereka dalam memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan ibadah haji itu, merupakan realisasi dari apa yang kita ucapkan dan yakini. Baca JugaUntukitu hadirin yang dimuliakan Allah, kita dianjurkan untuk memperbanyak amal shaleh, melaksanakan haji dan umroh, puasa sunnah terutama pada 9 Dzulhijjah, serta sholat id dan berkurban, memperbanyak doa dan zikir di hari Arofah, dan bagi yang berkurban sunnah baginya untuk tidak memotong rambut, kuku, dan bulu yang ada di badan. Naskah khutbah Idul Adha menjelaskan betapa bermaknanya diberikan kesempatan untuk hadir dalam shalat Id. Tidak semata bertemu dengan keluarga, tetangga dan teman yang demikian lama tidak bertegur sapa karena kegiatan. Yang terpenting dari khutbah Idul Adha ini adalah kesempatan meneladani kisah dan pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim sehingga melahirkan generasi terbaik. Besar harapan, Idul Adha memberikan pengaruh besar kepada umat Islam untuk terus berupaya menangkap aneka nilai yang memang tidak dapat dipisahkan dari tradisi kurban. Dan hal tersebut hendaknya terus berupaya dicamkan agar Idul Adha tidak semata seremonial tanpa bisa menangkap makna terbaik. Dan naskah khutbah ini dapat digandakan. Demikian pula bisa disebar kepada khalayak agar pesan moralnya dapat ditangkap sebagai bekal dalam menyiapkan generasi yang diharapkan di masa mendatang. Redaksi. Khutbah I اللهُ اَكْبَرْ 3× اللهُ اَكْبَرْ 3× اللهُ اَكبَرْ 3× اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْ وَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ.. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ Jamaah Shalat Idul Adha Rahimakumullah Marilah selalu memanjatkan syukur kepada Allah SWT karena pada pagi hari ini kita masih diberikan karunia untuk melakukan shalat Idul Adha di masjid yang penuh berkah. Demikian pula diberikan kesempatan bertemu keluarga, sahabat, tetangga yang mungkin jarang kita temui di hari biasa. Karenanya, ini adalah waktu istimewa yang disediakan untuk kita, umat Islam. Karenanya, mari aneka nikmat yang ada kita pergunakan dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan takwallah yang diwujudkan dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hadirin yang Berbahagia Baru saja rebahkan diri kita, bersimpuh di depan pintu kebesaran Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Baru saja kita mengakhiri shalat dengan menyebarkan salam sejahtera kepada semua makhluk sekitar. Sejak tadi malam sampai pagi ini, kita memenuhi langit dengan suara takbir. Allahu akbar allahu akbar allahu akbar la ilahaillahu allahu akbar. Allahu akbar walillahil hamdu. Di belahan dunia lain, di Mekah al-Mukkaramah, di hari-hari ini, jutaan umat Islam dari segenap penjuru dunia berdatangan dan berkumpul di Tanah Suci melakukan ibadah haji. Gemuruh dan gema kaum muslimin dan muslimat yang sedang menunaikan ibadah haji menyambut panggilan ilahi dengan mengucapkan talbiyah. Labbaikallahuma labbaik. Labbaika la syarika laa labbaik. Innal hamda wan nikmata la wal mulk la syarika laka. Maasyiral Muslimin yang Dirahmati Allah Idul Ahda yang khas dengan ibadah kurban merupakan bentuk rasa syukur pada Allah. Demikian ini karena banyaknya Allah telah melimpahkan anugerah. Kita telah diberi banyak hal oleh Allah Subhanahu Wa Taala. Anggota tubuh yang kita miliki dari mulai kepala, telinga, tangan, kaki, hidung, dan lain-lain. Semuanya adalah nikmat yang tidak mungkin terbeli. Jika dihitung berapa harganya, pastilah tidak bisa dinominalkan. Pastilah bermiliar-miliar. Demikian juga, udara yang dihirup, biji-bijian yang dimakan, kendaraan yang ditumpangi, semuanya disediakan oleh Allah Subhanahu Wa Taala Yang Maha-Pengasih dan Maha-Penyayang untuk manusia. Wallahu khalaqa lakum ma fil ardli jami’a. Allah Subhanahu Wa Taala telah menciptakan yang ada di dunia untuk kalian semua. Semua kalau dihitung dengan nominal angka manusia, pasti tiada terhingga. Tentang syukur ini, Allah berfirman وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ Artinya Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri dan telah terikat. Kemudian apabila telah roboh mati, maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya yang tidak meminta-minta dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. QS. Al-Hajj 36. Maasyiral Muslimin Rahimakumullah Hari Raya Idul Adha selalu saja menjadi rekonstruksi sejarah masa lampau. Sejarah kehidupan figur-figur agung para kekasih Allah Subhanahu Wa Taala, yaitu figur Nabiyullah Ibrahim 'Alaihis Salam, figur sang anak hebat Nabi Ismail, dan figur sang ibu luar biasa, Siti Hajar. Prosesi yang mengharu biru sejarah umat manusia adalah penyembelihan Nabiyullah Ibrahim AS pada putra tercintanya Nabi Ismail yang akhirnya diganti kambing oleh Allah. Selain sebagai bentuk kepatuhan pada titah Allah SWT, ibadah kurban adalah merupakan bentuk solidaritas atas sesama yang tercecer dari mobilitas sosial. Untuk mereka, yakni orang-orang fakir dan miskin. Apalagi, di tengah kondisi perekonomian yang lesu di negara Indonesia imbas Covid-19, juga nilai tukar rupiah yang anjlok di kisaran dan menyebabkan makin sulitnya kehidupan saudara-saudara kita, adalah kewajiban untuk membantu. Nabi SAW sangat mengecam keras orang yang enggan berkurban, karena dalam Islam ibadah kurban bukan hanya ritus persembahan untuk meningkatkan spritualitas seseorang atau juga bukan tontonan kesalihan orang kaya semata. Namun, lebih dari itu, kurban adalah dalam rangka memperkuat kepekaan sosial, menyantuni fakir miskin dan membuat gembira orang sengsara. Kurban mencerminkan pesan Islam bahwa seseorang hanya dapat taqarrub kepada Allah, bila ia sebelumnya telah dekat dengan saudara-saudaranya yang kekurangan. Hadirin yang Dirahmati Allah Selain itu, ada beberapa hal yang dapat kita petik dalam sirah dan kehidupan agung Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Pelajaran pertama adalah pertanyaan Allah Subhanahu Wa Taala pada Nabi Ibrahim, faiana tadzhabun. Ketika Nabi Ibrahim yang dikenal kara raya dengan seribu ekor domba, tiga ratus ekor lembu, dan seratus ekor unta, beliau ditanya Hendak ke mana ia pergi? Maka beliau menjawab Inni dzahibun ila rabbi sayahdin. QS At-Takwir 26. Artinya Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku dan Dia memberi petunjuk padaku. Bagi Ibrahim, tujuan akhir hidup manusia bukan kekayaan, bukan pangkat, bukan jabatan dan sebagainya, tetapi tujuan hidup manusia adalah Allah Subhanahu Wa Taala. Karena seperti dimaklumi sebagai sunnatullah, manusia selalu bergerak sesuai naluri bawaan, ingin memperluas wawasan dan pengalaman hidupnya. Untuk memfasilitasi manusia, maka diciptakanlah berbagai sarana kehidupan mulai dari sandal, sepatu, jalan, kendaraan hingga peralatan yang lain agar manusia bisa hidup dengan nyaman. Manusia membangun jembatan, menggunakan jalur lautan dan juga udara. Manusia juga mengapling-kapling lautan dan udara sedemikian rupa sehingga mengurangi kemacetan di daratan. Jamaah Shalat Id yang Mulia Dalam perjalanan dan pengembaraan manusia secara fisik untuk mengetahui luasnya dunia, pada akhirnya terhambat secara teknis. Kemacetan tetap terjadi di daratan, lautan maupun udara. Oleh karena itu, manusia menciptakan internet dan teknologi fotografi serta televisi. Di masa sekarang, manusia hanya dengan duduk di komputer atau televisi, mereka sudah dapat menjangkau dunia yang lebih luas dan warna-warni, meskipun disajikan dalam bentuk potongan gambar, rekaman video atau foto. Mereka menyebutnya sebagai sebuah keniscayaan di era visual age. Islam –seperti diperlihatkan Nabi Ibrahim—mentrandensikan jalan menuju Tuhan sebagai jalan kebahagiaan dan jalan menuju akhirat. Islam memberikan dimensi moral spritual agar aktivitas manusia memiliki tujuan yang lebih bermakna, bukan sekadar mobilitas fisik tanpa tujuan yang bersifat ilahi. Pertanyaan Allah pada Nabi Ibrahim adalah pertanyaan moral yang penuh makna Hendak dibawa ke mana harta kita? Hendak dibawa mobil kita? Hendak dibawa ke mana jabatan kita? Hendak dibawa ke mana pangkat kita? Hendak dibawa ke mana ilmu kita? Hendak dibawa ke mana tubuh kita? Di tengah hiruk pikuk manusia dengan berbagai aktivitasnya, maka menjadi penting untuk menanyakan kembali pertanyaan Ibrahim AS. Karena bisa jadi, yang primer bagi manusia secara faktual dewasa ini adalah avoiding the pain, menghindari apa pun yang menyakitkan. Lalu juga looking for the pleasure, mengejar apa pun yang dirasakan menyenangkan. Sehingga yang muncul hanyalah kehidupan materi duniawi belaka. Sebagaimana dikatakan oleh Prof Komarudin Hidayat, bahwa salah satu dimensi dan misi manusia sebagai moral being adalah menegakkan nilai-nilai moral dalam kehidupannya di manapun berada. Moral being ini harus diwujudkan dalam ruang-ruang kantor, di kamar rumah, di masjid, di restoran, di warung kopi dan sebagainya. Tujuan hidup kita, lagi-lagi seperti teladan Nabi Ibrahim, adalah harus tertuju pada Allah. Tuhan semesta alam. Inna shalati wa nusuki wamahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin. Sesungguhnya shalatku, matiku, hidupku adalah untuk Allah. Setiap shalat, kita sudah seringkali mengikrarkan dalam lisan. Hadirin yang Dimuliakan Allah Pelajaran berharga lainnya yang bisa diteladani dari Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam adalah bahwa tujuan tertinggi manusia seperti doanya. Rabbi hab li minasshalihin. Ya Allah berilah kami anak-anak yang salih. Nabi Ibrahim meminta anak yang salih. Bukan anak yang pintar, bukan anak yang kaya raya. Bukan anak yang punya jabatan luar biasa. Bukan anak yang punya pangkat setinggi langit. Karena apalah arti anak kaya, anak berpangkat dan jabatan, anak yang pintar tapi mereka tidak salih. Karena itu, kata kuncinya adalah anak salih. Untuk mewujudkan anak yang salih, tentu bukan hal mudah. Pertama keluarga adalah hal utama dan pertama dalam mewujudkan anak salih. Jangan remehkan peran keluarga. Anak yang salih dan salihah, pasti tidak luput dalam pendidikan keluarga sejak dini seperti dilakukan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Keduanya berjibaku membentuk karakter Ismail sedemikian rupa. Mereka mengajarkan pendidikan agama pada Ismail sejak dini. Ini sama dengan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam mendidik anak-anak muslim Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara Mencintai nabimu, mencintai ahlu baitnya dan membaca Al-Qur’an. HR Tabrani. Dan sahabat Ali pernah berkata ْعَلِّمُوْا اَوْلَادَكُمْ فَاِنَّهُمْ مَخْلُوْقُوْنَ فِي زَمَانِ غَيْرِ زَمَانِكُم Artinya Didiklah anak-anakmu karena mereka hidup di zaman yang tidak sama dengan zamanmu. Jamaah yang Berbahagia Kedua, memberi keteladanan uswah kepada anak-anak kita. Bagaimana pun, keteladanan merupakan dakwah yang sangat manjur dalam mengarahkan anak. Dengan keteladanan yang ditampakkan sehari-hari, maka yang demikian ini akan mempengaruhi anak-anak. Keluarga yang mempertontonkan kejujuran dan kedermawanan akan berpengaruh bagi anaknya. Sebaliknya, keluarga yang mempertontonkan kedustaan dan kebakhilan juga akan anaknya meniru. Karena itu, Abdullah Nasih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad, mengutip syair Abul Aswad Adduwali yang melontarkan kecaman bagi pengajar atau orang tua yang tindak tanduknya bertentangan dengan ucapannya يا أَيُّها الرَجُلُ المُعَلِّمُ غَيرَهُ هَلَّا لِنَفسِكَ كانَ ذا التَعليمُ تَصِفُ الدَّواءَ لِذي السَّقامِ وَذي الضَّنا كَيْمَا يَصِحُّ بِهِ وَأَنتَ سَقيمُ وَتَراكَ تُصْلِحُ بالرَّشادِ عُقولَنا أَبَداً وَأَنتَ مِن الرَّشادِ عَدِيْمُ فَابْدَأْ بِنَفْسِكَ فَانْهَهَا عَن غَيِّهَا فَإِذَا اِنتَهَتْ عَنهُ فَأنْتَ حَكيمُ فَهُناكَ يُقبَلُ مَا تَقولُ وَيَهتَدِي بِالقَولِ مِنْك وَيَنْفَعُ التَّعْلِيْمُ Artinya Wahai orang yang mengajar orang lain Kenapa engkau tidak juga menyadari dirimu sendiri. Engkau terangkan bermacam obat bagi segala penyakit agar semua yang sakit sembuh. Sedang engkau sendiri ditimpa sakit. Obatilah dirimu dahulu. Lalu cegahlah agar tidak menular pada orang lain. Dengan demikian, engkau adalah seorang yang bijak. Apa yang engkau nasihatkan akan mereka terima dan ikuti, ilmu yang engkau ajarkan akan bermanfaat bagi mereka. Ketiga, kumpulkan anak-anak kita dengan teman-teman yang baik atau teman yang salih atau salihah. Teori habitus yang disampaikan oleh Pierre Bordieu menunjukkan bahwa habitus, tempat di mana kita berada, sangat berpengaruh pada manusia, pada anak-anak dan juga kepada adik-adik kita. Bordie menyebut habitus sebagai “struktur yang terstruktur”. Habitus adalah “lingkungan dari kekuatan yang ada”. Almarhum KH Abdul Muchith Muzadi, selalu memberi nasihat pada orang-orang Lebih baik sekolah yang berakhalkul karimah meskipun 'tidak bermutu' daripada 'bermutu' tapi tidak berakalakul karimah. Untuk memilih pendidikan yang karena itu, carilah habitus yang baik-baik. Jangan terjerumus pada habitus yang kurang baik sehingga menyebabkan kita masuk dalam habitus tersebut. Maasyiral Muslimin Rahimakumullah Demikianlah khutbah yang saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. بسم الله الرحمن الرحيم قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّي وَ ذَكَرَ اسْمَ رَبًِهِ فَصَلَّي بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّه هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ Khutbah II الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر. الحمدُ لله أفَاضَ نِعَمَهُ عَلَيْنَا وَأَعْظَمَ. وَإنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوهَا, أشهَدُ أنْ لَا إلهَ إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. أَسْبَغَ نِعَمَهُ عَلَيْنَا ظَاهِرَهَا وَبَاطِنَهَا وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبدُهُ ورَسُوْلُهُ. رَسُوْلٌ اِصْطَفَاهُ عَلَى جَمِيْعِ الْبَرِيَّاتِ. مَلَكِهَا وَإنْسِهَا وَجِنِّهَا اللهم صَلِّ وسَلًِمْ علىَ سَيًِدِنا محمدٍ وَعلىَ ألهِ وأصحابهِ أهلِ اْلكَمَالِ فِى بِقاَعِ الأرْضِ بُدُوًِهَا وقَرَاهَا .اللهم صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أل سَيَّدِنا مُحَمًَدٍ. كما صَلًّيْتَ عَلَى إبراهيم وَعَلىَ ألِ إبْرَاهِيم, وبَارِكْ عَلىَ مُحَمًَدٍ وَعلىَ ألِ محمدٍ, كما بارَكْتَ عَلىَ إبْرَاهِيمَ وعَلَى ألِ إبرَاهيم فى العالَمِيْنَ إنًَكَ حميدٌ مجيدٌ اللهم اغفِرْ لِلْمسلمِيْن والمُسْلِمَاتِ والمؤمنِيْنَ والمؤمِناتِ الأحياءِ مِنْهُمْ والأمْوَاتِ. إنك سميعٌ قريبٌ مجيبُ الدًَعَوَاتِ ويَا قَاضِىَ الحَاجَاتِ. اللهم وَفَّقْنَا لِعَمَلٍ صَالِحٍ يَبْقَى نَفْعُهُ عَلىَ مَمَرِّ الدُّهُورِ. وجَنَّبْنا مِنَ النَّوَاهِى وَأعمَالٍ هِىَ تَبُوْر. اللهم أصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا. وبارِكْ لنا فِى عُلُوْمِنا وأعْمَالِنا. اللهم أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنا. ربنا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رحمةً إنكَ أنْتَ الوَهابُ. ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار عبادَ الله! إنًَ اللهَ يَأمُرُكمْ بالعَدْلِ والإحسَانِ وإيتاءِ ذِى القُرْبىَ ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ والمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلًَكُمْ تَذَكًَرُون. فَاذْكُرُوا الله يَذْكُرْكُم واشكُرُوا عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ .ولَذِكْرُ اللهِ أكبَر
Bacajuga: Kumpulan Khutbah Idul Adha Terfavorit Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul "Khutbah Jumat: Mari Berkorban dengan Berkurban". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop ).
HIDORID – Berikut ini naskah khutbah Idul Adha 1435 Hijriyah rilis PP Hidayatullah. Semoga bermanfaat dan dapat dimanfaatkan seluas-luasnya kaum muslimin. Selain dalam format Microsoft Word, file juga dibuat dalam bentuk PDF, sehingga pastikan di komputer anda telah terinstal aplikasi “Acrobat Reader” untuk dapat membaca file. Terima kasih. _______________ DOWNLOAD Versi Acrobat Reader/Pdf DOWNLOAD Versi Microsoft WordMembangunSpirit Berkurban dan Ta'awun di Masa Transisi Pandemi Menuju Endemi. by Suara Muhammadiyah. 8 Juli, 2022. 0. Khutbah Idul Adha Membangun Spirit Berkurban dan Ta'awun di Masa Transisi Pandemi Menuju Endemi, download di sini Oleh : dr.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID S4Q6GLcOTMEo6ZLKGinwfWkUut5e55X0LQ9HIlSnAZMz9Zokc65OUw==
Mengambilkesempatan dalam kesempitan. Menyerang lawan atau buruannya dengan cara keji. Menyingkirkan saingan dengan cara jahat. Kehidupan yang kita jalani sebagai manusia pun seperti itu. Seperti kehidupan binatang, di mana banyak 'manusia serigala'. Mengejar kekuasaan dengan curang. Halalkan semua cara. Mengadu domba manusia..